Aulia adalah satu pangkat mulia yang Allah berikan kepaad hambanya yang Dia kehendaki. Membicarakan aulia memang tak identic dengan hal karamah yaitu satu kejadian luar biasa yang Allah berikan kepada mereka. Tapi sebenarnya karamah tersebut bukanlah sesuatu yang mereka kehendaki, bagi aulia Allah terlihat karamah pada manusia merupakan satu keaiban sehingga ada kisah para aulia yang meminta mati ketika orang-orang tau bahwa ia adalah seorang Walyullah.
Dalam beberapa tahun ini di Aceh ada beberapa kasus, dimana ada golongan yang mendakwa dirinya sebagai aulia atau didakwa oleh pengikutnya. Untuk masalah mendakwakan diri sebagai aulia, maka sudah sangat jelas bahwa ini hanyalah tipuan belaka karena para aulia Allah tidak akan pernah membeberkan kedudukannya kepada orang lain.
Beberapa yang didakwa sebagai aulia tersebut bahkan berasal dari kalangan yang tidak pernah belajar ilmu agama sama sekali. Bahkan ia berlatar belakang seorang tabib alias dukun kampung.
Perlu diketahui bahwa Allah tidak akan mengangkan auliaNya berasal dari kalangan orang jahil dengan ilmu syariat. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda :
ما اتخذ الله من ولي جاهل ولو اتخذه لعلمه
“Allah ta`ala tidak akan menjadikan Waly-Nya berasal dari orang jahil, kalau Alah mau mengangkat seseorang menjadi waly maka Allah akan mengajarinya”.
Dalam hadis ini Rasulullah mengisyaratkan kepada bahwa yang Allah angkat sebagai aulia-Nya adalah dari kalangan orang-orang yang berilmu. Jadi kalau ada yang tak pernah belajar ilmu agama kini didakwa oleh pengikutnya sebagai aulia maka ini adalah perkara bohong apalagi kalo sampai mendakwa dirinya sendiri sebagai waly maka ini lebih jelas hanyalah tipuan belaka.
Selanjutnya bagaimana makna ujung hadiis tersebut
ولو اتخذه لعلمه
“kalau Alah mau mengangkat seseorang menjadi waly maka Allah akan mengajarinya”.
Apakah dapat berarti bahwa kadang-kadang Allah juga memberikan ilmu tanpa belajar kepada orang yang Allah kehendaki untuk diangkat sebagai seorang Aulia-Nya.
pengertian "Allah akan mengajari orang yang akan dia angkat menjadi Aulia” adalah Allah akan memberikan ilmu ilham, ilmu ilahiyah dan cahaya ma`rifah terhadap orang-orang yang telah mantap ilmu syar`iyah dhahir yang Dia kehendaki akan diangkat menjadi walyNya. jadi bukan maksudnya Allah akan mengangkat orang yang jahil dengan ilmu syariat sebagai Aulia, dengan cara Allah sendiri akan melimpahkan ilmu syariat kepada si jahil tersebut.
kalaupun Allah menghendaki mengangkat orang yang jahil sebagai Aulia maka terlebih adahulu Allah akan mengilhaminya untuk mau belajar ilmu syariat terlebih dahulu. karena ilmu syariat hanya didapt dengan belajar tidak dapat dengan ilham tanpa belajar.
Ilmu syariat/agama hanya dapat diperoleh melalui jalan berusaha, belajar dengan tekun. Para ulama yang telah dikenal dengan ketinggian mereka dalam pemahaman ilmu agama, semuanya mereka peroleh dengan kesungguhan dalam berusaha. Dapat kita baca bagaimana perjalanan Imam Syafii dalam mengembara mencari ilmu. Demikian juga para ulama lainnya. bahkan ini merupakan perkara ijmak sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Arafah Al Maliky.
Sumber :
Fatawy Hadisyah, Ibnu Hajar Al Haitamy hal 174 cet. Dar Fikr
Dalam beberapa tahun ini di Aceh ada beberapa kasus, dimana ada golongan yang mendakwa dirinya sebagai aulia atau didakwa oleh pengikutnya. Untuk masalah mendakwakan diri sebagai aulia, maka sudah sangat jelas bahwa ini hanyalah tipuan belaka karena para aulia Allah tidak akan pernah membeberkan kedudukannya kepada orang lain.
Beberapa yang didakwa sebagai aulia tersebut bahkan berasal dari kalangan yang tidak pernah belajar ilmu agama sama sekali. Bahkan ia berlatar belakang seorang tabib alias dukun kampung.
Perlu diketahui bahwa Allah tidak akan mengangkan auliaNya berasal dari kalangan orang jahil dengan ilmu syariat. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda :
ما اتخذ الله من ولي جاهل ولو اتخذه لعلمه
“Allah ta`ala tidak akan menjadikan Waly-Nya berasal dari orang jahil, kalau Alah mau mengangkat seseorang menjadi waly maka Allah akan mengajarinya”.
Dalam hadis ini Rasulullah mengisyaratkan kepada bahwa yang Allah angkat sebagai aulia-Nya adalah dari kalangan orang-orang yang berilmu. Jadi kalau ada yang tak pernah belajar ilmu agama kini didakwa oleh pengikutnya sebagai aulia maka ini adalah perkara bohong apalagi kalo sampai mendakwa dirinya sendiri sebagai waly maka ini lebih jelas hanyalah tipuan belaka.
Selanjutnya bagaimana makna ujung hadiis tersebut
ولو اتخذه لعلمه
“kalau Alah mau mengangkat seseorang menjadi waly maka Allah akan mengajarinya”.
Apakah dapat berarti bahwa kadang-kadang Allah juga memberikan ilmu tanpa belajar kepada orang yang Allah kehendaki untuk diangkat sebagai seorang Aulia-Nya.
pengertian "Allah akan mengajari orang yang akan dia angkat menjadi Aulia” adalah Allah akan memberikan ilmu ilham, ilmu ilahiyah dan cahaya ma`rifah terhadap orang-orang yang telah mantap ilmu syar`iyah dhahir yang Dia kehendaki akan diangkat menjadi walyNya. jadi bukan maksudnya Allah akan mengangkat orang yang jahil dengan ilmu syariat sebagai Aulia, dengan cara Allah sendiri akan melimpahkan ilmu syariat kepada si jahil tersebut.
kalaupun Allah menghendaki mengangkat orang yang jahil sebagai Aulia maka terlebih adahulu Allah akan mengilhaminya untuk mau belajar ilmu syariat terlebih dahulu. karena ilmu syariat hanya didapt dengan belajar tidak dapat dengan ilham tanpa belajar.
Ilmu syariat/agama hanya dapat diperoleh melalui jalan berusaha, belajar dengan tekun. Para ulama yang telah dikenal dengan ketinggian mereka dalam pemahaman ilmu agama, semuanya mereka peroleh dengan kesungguhan dalam berusaha. Dapat kita baca bagaimana perjalanan Imam Syafii dalam mengembara mencari ilmu. Demikian juga para ulama lainnya. bahkan ini merupakan perkara ijmak sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Arafah Al Maliky.
Sumber :
Fatawy Hadisyah, Ibnu Hajar Al Haitamy hal 174 cet. Dar Fikr
Very interesting post. sangat bermanfaat sob. thank for sharing
BalasHapus